Rabu, 01 Februari 2012

PENGANTAR FILSAFAT




1.    Pengertian Filsafat; Menurut Para Tokoh
Filsafat sering disebut sebagai Mother of Science (Induknya Ilmu). Sedangkan batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara Etimologi dan Terminologi.
Secara Etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang dalam perkembangan berikutnya dikenal dalam bahasa lain: Philosophie (Jerman, Belanda, dan Perancis), Philosophy (Inggris), dan Falsafah (Arab). Philosophia berasal dari kata:
§ “Philein dan Sophos” yang berarti mencintai dan bijaksana sehingga pengertiannya adalah cinta akan hal-hal yang bersifat bijaksana.
§ “Philos dan Sophia” yang berarti kawan dan kebijaksanaan sehingga pengertiannya adalah cinta akan kebijaksanaan dan berusaha untuk memiliki.
Secara Terminologi juga sangat berguna. Dalam hal ini para filsuf telah merumuskan pengertian filsafat sebagai berikut:
a)  Plato berpendapat filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
b) Aristoteles mengungkapkan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu–ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
c)  Immanuel Kant mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui. Masalah etika yang menjawab persoalan apa yang harus kita kerjakan. Masalah ketuhanan yang menjawab persoalan harapan kita dan masalah manusia.  
d) Rene Decartes mengartikan Filsafat sebagai kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam, menusia menjadi pokok penyelidikan.
e)  Al-Farabi mengungkapkan bahwa Filsafat adalah Ilmu yang mencari tahu bagaimana hakekat alam sebenarnya.
f)  Menurut Poedjawijatna filsafat itu sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran.
g)  Hasbullah Bakry mengatakan bahwa filsafat ialah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
h) Definisi dari Bertrand Russel cukup menarik. Ia mendefinisikan filsafat sebagai the attempt to answer ultimate question critically, yang berarti tugas filsafat adalah berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kritis dan mendasar bagi kehidupan.
i)   Mulder mengajukan definisi filsafat sebagai pemikiran teoretis tentang susunan kenyataan sebagai keseluruhan.
j)   William James mendefinisikan filsafat sebagai a collective name for question which have not been answered to the satisfaction of all that have asked them, yang artinya kumpulan pertanyaan yang belum pernah terjawab secara memuaskan.
k) Poedjawijatna menyatakan bahwa kata filsafat berasal dari Arab yang berhubungan erat dengan kata Yunani, bahkan asalnya memang dari kata Yunani. Kata Yunaninya adalah Philosophia. Dalam bahasa Yunani kata Philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri atas Philo dan Sophia; philo artinya cinta dalam arti luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; Sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Jadi, menurut namanya saja filsafat boleh diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan.





2.    Batasan Pengertian Filsafat
Pengertian filsafat sering berbeda antara tokoh yang satu dengan yang lain, hal ini disebabkan karena perbedaan konotasi filsafat dan pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu sendiri. Namun semua uraian diatas pada prinsipnya adalah menegaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan sungguh–sungguh, radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
Dari berbagai pengertian oleh tokoh-tokoh besar di atas, paling tidak kita bisa menyimpulkan bahwa:
a)  Berfilsafat adalah selalu berpikir.
b) Filsafat adalah ilmu pengetahuan.
c)  Filsafat adalah metode penalaran.
d) Filsafat adalah kumpulan masalah.
e)  Filsafat adalah pandangan atau sikap hidup.
f)  Filsafat adalah sistem atau teori pemikiran.
Jadi, pengertian filsafat yang dapat ditangkap adalah “Kegiatan atau hasil pemikiran yang menyelidiki makna di balik sebuah kenyataan yang telah ada untuk disusun dalam sebuah sistem pengetahuan yang sistematis”.


3.    Objek Filsafat
Pada umumnya ilmu memiliki dua objek, yaitu objek material (material object) dan objek formal (formal object). Objek material yaitu objek atau lapangan yang dilihat secara keseluruhannya (manusia, hewan, alam, dan sebagainya). Sedangkan objek formal yaitu objek jika dipandang dari suatu sudut tertentu saja atau hakekat terdalam.
Objek Material Filsafat
Isi filsafat ditentukan oleh obyek apa yang dipikirkan. Obyek mengenai penyelidikan terhadap segala yang ada dan mungkin ada disebut obyek material filsafat.
Menurut para filsuf, objek material dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
a)  Tipikal atau sungguh ada dalam kenyataan (misal: meja yang tampak nyata, sekarang ada).
b) Ada dalam kemungkinan (misal: ayam dari telur, keuntungan dari investasi).
c)  Dalam pikiran atau konsep (misal: angka).
Sebenarnya  obyek material filsafat mempunyai banyak kesamaan dengan obyek material sains, namun obyek material filsafat lebih luas karena obyek ini menyelidiki hal-hal yang bersifat abstrak dan ini tidak dapat diteliti oleh obyek material sains yang bersifat empiris. Obyek material filsafat mencakup tiga masalah pokok yaitu, Tuhan, alam semesta dan manusia. “Keluasan” ini hanya dibatasi oleh cakrawala pemikiran terhadap permasalahan yang tampak.
Objek Formal Filsafat
Adalah penyelidikan yang mendalam mengenai hakikat terdalam substansi, esensi dan intisari. Arti mendalam di sini ialah ingin tahu tentang obyek yang tidak empiris. Objek formal filsafat dapat di artikan cara yang dipakai dalam berfilsafat, dalam hal ini sering disebut segabai cabang filsafat, yaitu dibagai menjadi tiga hal:
1.    Ontologi: cabang filsafat yang membahas sesuatu “yang ada” dan “yang mungkin ada”, baik ada secara “yang ada” maupun ada sebagai “Yang Ilahi”.
Ontologi melingkupi dua hal, yaitu: Ontologi itu sendiri, dan Metafisika.
2.    Epistemologi: cabang filsafat yang membahas metode. Epistemologi juga sering disebut Filsafat Pengetahuan. Melingkupi Epistemologi, Filsafat Ilmu, Metodologi, dan Logika.
3.    Aksiologi: cabang filsafat yang membahas tantang manfaat atau nilai. Melingkupi Etika dan Estetika.
Ketiga objek formal filsafat tersebut memiliki mata rantai yang tidak dapat di pisahkan, merupakan sistem filsafat sebagai satuan paradigma filsafat.

Filsafat mengkaji segala sesuatu yang ada. Sedangkan tujuan berfilsafat adalah menemukan kebenaran yang sebenarnya yang disusun secara sistematis mulai dari mengumpulkan pengetahuan, mengajukan kritik, menilai pengetahuan tersebut, menemukan hakikat kebenarannya, menerbitkan dan mengaturnya.
Obyek-obyek ini juga berkaitan dengan fakta-fakta yang ada. Dan cara untuk membicarakan fakta-fakta tersebut yaitu :
a)  Mengajukan kritik terhadap makna suatu fakta.
b) Menarik kesimpulan umum dari fakta tersebut.